Saturday, June 25, 2022

Lima Cara Menjaga Agar Istiqamah

Istiqamah artinya berdiri tegak berpendirian teguh dan konsisten dalam melaksanakan aturan-aturan dalam kehidupan dunia maupun untuk tujuan akhirat. 

Ada lima cara untuk menjaga agar seseorang terutama muslim dan muslimah tetap istiqamah dalam menjalankan syari'at dalam kehidupannya.

  1. Muraqabah

    Muraqabah artinya mengontrol kedekatan dirinya dengan Allah Swt. Implementasinya adalah dengan mentaati segala perintah, serta mejauhi segala yang dilarang oleh Allah Swt.

  2. Mu'ahadah

    Mu'ahadah artinya selalu mengingat perjanjian terhadap Allah Swt, selalu mengingat apa yang telah diikrarkan sebagai perjanjian menjadi seorang muslim yaitu bersahadat, dan sebagai implementasinya melaksanakan shalat lima waktu serta selalu mengingat bahwa "Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin"

  3. Muhasabah

    Muhasabah adalah mawas diri, introspeksi, dan menilai diri sendiri mengevaluasi kekurangan diri sendiri, membuat perhitungan atas perbuatannya baik sebelum maupun setelah melakukannya.

  4. Mu'aqabah

    Mu'aqabah adalah seseorang selalu cepat-cepat bertaubat, mohon ampunan kepada Allah Swt. sebagai wujud menghukum diri sendiri seorang muslim atas kesalahan, atau perbuatan dosa yang telah dilakukannya.

  5. Mujahadah

    Mujahadah adalah optimalisasi, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah dan mengimplentasikan seluruh nilai-nilai islam dalam kehidupannya.

Itulah lima cara agar seorang muslim tetap Istiqamah dalam menjalankan ibadah baik dalam kehidupannya didunia dengan tujuan memperoleh kebaikan untuk akhirat ....AAMIIN

(dari berbagai sumber)

Harta Haram

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحْمَ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيْرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍۢ وَلَا عَادٍۢ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌ 
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu, Bangkai, darah, daging babi, dan daging binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa memakannya sedang dia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 173)


وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ وَتُدْلُوا۟ بِهَآ إِلَى ٱلْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا۟ فَرِيقًۭا مِّنْ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.(Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 188)

Kedua ayat diatas menjelaskan keharaman harta, makanan, minuman, dan sebagainya.
Pada ayat yang pertama sudah jelas disebutkan tentang benda-benda, makanan, minuman yang diharamkan oleh Allah Swt. artinya pada ayat tersebut menjelaskan bendanya, barangnya yang diharamkan. Sedangkan pada ayat yang kedua, menjelaskan haramnya harta yang dimiliki dilihat dari cara memperoleh harta, makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya.
Pada ayat kedua bisa saja barang, atau harta, makanan yang bersifat halal bisa menjadi haram untuk dimakan, haram untuk digunakan, hal tersebut terjadi apabila cara memperolehnya dengan cara yang tidak dibenarkan oleh aturan Allah Swt.

Friday, June 24, 2022

Lafazh Hauqalah

Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. baik dengan hatinya, lidahnya maupun anggota badannya. Salah satu bentuk ibadah yang dilakukan dengan lidah ialah dengan berdzikir kepada Allah Swt. Dalam salah satu Riwayat, ada satu lafazh dzikir yang disyari'atkan untuk diucapkan, yaitu lafazh Hauqalah (Laa haula wa laa quwwata illaa billaah). Ada juga yang menyebutnya sebagai lafazh Haulaqah.

Waktu yang disyari'atkan untuk mengucapkan Hauqalah

  1. Waktu bangun di malam hari
  2. Pada waktu muadzin mengucapkan hay'alatain
  3. Waktu keluar dari rumah
  4. Bila melihat sesuatu yang tidak disukai
  5. Memperbanyak untuk mengucapkannya dengan tidak ditentukan

Makna lafadz Hauqalah

Menurut Imam An-Nawawiy dalam Syarah Shahih Muslim, setidaknya ada dua makna untuk lafadz Hauqalah ini, yaitu : Pertama "Tidak ada daya untuk mencegah kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk mendapat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah Swt. Kedua "Tidak ada daya untuk menjauhi ma'shiyat kepada Allah kecuali karena perlindunganNya, dan tidak ada kekuatan untuk ta'at kepadaNya, kecuali dengan pertolonganNya"

Kandungan Pendidikan Aqidah dalam Lafadz Hauqalah

  1. Kalimat Isti'anah kepada Allah Swt. Lafadz tersebut bukan merupakan Lafadz keputusasaan terhadap sesuatu, tetapi merupakan permintaan supaya kepada Allah Swt.
  2. Pengakuan atas Rububiyah Allah
  3. Pengakuan atas nama-nama dan sifat Allah Swt.
  4. Talazum antara Tauhid Ilmiy dan Amaliy
  5. Pengakuan atas Uluhiyah Allah
  6. Mengimani Qadla dan QadarAllah
  7. Mengandung do'a. Lafadz Hauqalah bukan hanya khabariyah belaka, tetapi di dalamnya terkandung do'a dan permohonan kepada Allah Swt.
  8. Mengimani masyi'ah Allah. Sebagai bukti keimanan bahwa apapun yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt.
  9. Pengakuan hamba atas keperluan dan kebutuhannya kepada Rabb-nya dalam seluruh keadaan.
  10. Pentingnya melibatkan Allah Swt. dalam segala urusan baik urusan agama maupupun urusan dunia.

(dari Risalah no.03 th.60 - Juni 2022 ; Tulisan Hamdan Abu Nabhan)

Thursday, June 23, 2022

Kita dan Do'a

Allah Subhanahuwwataala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 152 :"Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu". Dalam surat Ghafir ayat 60 Allah Subhanahuwwataala berfirman :"Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan terhina".
Bagi seorang muslim do'a merupakan sebuah permintaan, baik untuk yang mebaca do'a ataupun bagi orang lain tanpa yang bersangkutan ada yang mendo'akan. Oleh karena do'a merupakan sebuah permintaan atau permohonan dari seorang mahluk (ciptaan) terhadap khalik (penciptanya) , maka do'a yang disampaikan adalah untuk berbagai hal yang sesuai dengan keinginan kita sebagai mahluk.
Timbul pertanyaan, 
apakah ada syarat dalam berdo'a ?
Berikut adalah beberapa syarat dalam berdo'a yang disampaikan oleh beberapa ulama besar
  1. Khusu, ikhlas, menggantungkan semua kepada Allah Subhanahuwwataala
  2. Dalam berdo'a kita harus disertai dengan rasa sangat perlu, rasa tamak oleh rakhmat Allah Subhanahuwwataala.
  3. Gunakan Nama - nama dan sifat - sifat yang dimiliki Allah untuk memujiNya
  4. Hindarkan makanan dan minuman yang dihasilkan dari yang haram, kita sebagi muslim barangkali tidak menyadari bahwa makanan harus dibeli sedangkan uang yang digunakan untuk membeli memperolehnya tidak jelas, sebagai upah bukan, pemberian juga bukan
  5. Mintalah sesuatu yang baik dan halal, Allahuma inni asaluka ilman nafi'a, wa rizkon toyyiba, wa amalan mutaqobbala
apakah setiap berdo'a pasti dikabulkan ?
ada beberapa kemungkinan diantaranya :
  1. dikabulkan sesuai waktu dan harapan dalam do'a
  2. dikabulkan sesuai dengan keinginan diwaktu yang lain
  3. dikabulkan dengan bentuk yang lebih baik menurut Allah swt. tetapi manusia tidak menyadarinya
Allah Subhanahuwwataala yang Maha mengetahui kebutuhan keinginan mahlukNya tentu saja mengabulkan semua permintaan mahlukNya dengan segala kebesaran dan keagunganNya, memberi segala sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahlukNya. Seorang pengangguran tentu saja akan diberikan rizki yang sesuai dengan usahanya sebagai pengangguran, dia shalat lima waktu banyak berdo'a, tak lupa shalat sunat, sepanjang hari beribadah dan meminta diberi sejumlah uang yang sangat banyak tentulah tidak akan terjadi karena tidak ada usahanya untuk menggerakan anggota badannya berangkat untuk berusaha. Rizki yang diperoleh hanyalah cukup untuk dirinya sendiri.
Seorang yang akan bepergian berdo'a "Bismillahi tawakaltu alallah laahaulawalakuwwata ilaa billah" menharapkan keselamatan diperjalanannya, tetapi ternyata diperjalanan terjadi sebuah musibah yang menurut manusia adalah sebuah kecelakaan dan tanpa menyadarinya dalam hati mengatakan kenapa saya sudah berdo'a masih tetap kena musibah, padahal sesungguhnya Allah subhanahuwwataala akan memberikan suatu hal yang lebih baik selain perjalanan yang akan dilakukannya.

Friday, January 6, 2012

bersumpah

1. bersumpah mendahului ketentuan Allah swt.
Jundab bin Abdullah menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
"Ada seorang laki-laki berkata :"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si A"; maka Allah 'Azza wa Jalla berfirman : "Siapakah yang bersumpah mendahului-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si A ? Sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapuskan amalmu." (Hadits Riwayat Muslim)
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa orang yang berkata seperti itu adalah seorang ahli ibadah.
Kata Abu Hurairah :"Ia telah mengucapkan perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya".
Intinya adalah kita sebagai umat Nabi Muhammad dilarang keras menjatuhkan vonis terhadap sesama muslim sepanjang saudara muslim tersebut berjalan atas dasar Al-Quran dan Hadits,dilarang mendahului ketentuan Allah swt , memberikan penilaian tentang ibadah seseorang, padahal Allah swt. adalah Maha tahu dan Maha Penilai.

Wednesday, January 4, 2012

beribadah

Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah swt. Dengan menta’ati segala perintahNya serta menjauhi segala yang dilarangNya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallohu ‘alaihi wasallam. Ini adalah hakikat agama islam, karenanya islam maknanya adalah penyerahan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada Allah swt. Penuh rendah diri dan cinta. Ibadah berarti pula segala perbuatan dan perkataan, baik lahir maupun bathin, yang dicintai dan diridhai Allah swt. Dan suatu amal diteria Allah swt. Sebagai suatu ibadah apabila diniati dan ikhlas, semata-mata karena Allah swt. Dan mengikuti tuntunan Rasulullah Shalallohu’alaihi wassallam. “Aku menciptakan jin dan manusia, tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada-Ku” (Adz – Dzariyat : 56) “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepadaNya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah :”Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka keduanya telah mendidikku waktu kecil” (Al – Isra’ : 23 – 24)

Al-Ikhlash